Dinosaurus hanya punya naluri makan, berburu dan diburu. Tidak penting tubuhnya besar dan kuat kalau tak bisa membangun bumi apalah artinya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), imajinasi adalah khayalan atau daya pikir untuk membayangkan dalam angan-angan, sama dengan menciptakan melukiskan, menggambarkan, mengarang dan lain-lain, kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang.
Berani taruhan binatang tak bisa melakukan aktivitas estetis ini. Imajinasi merupakan hak eksklusif makhluk berkaki dua yang disebut manusia. Puji syukur ya, kita pada jadi manusia bukan dinosaurus.
Oleh karena itu imajinasi menjadi urusan serius utuk digali oleh para filsuf dan tokoh keyakinan seperti Al-Ghazali, Ibn Sina, al-Farabi dan mungkin banyak lagi.
Biar tidak rumit kita bahas dulu pendapat dari Dr. Murray Hunter , karena kegiatan Roadshow Festival Film Pendek Pramuka yang akan diadakan Komunitas Pandu akhirnya berorientasi pada terciptanya atau berkembangnya usaha kreatif di alumni atau Pramuka aktif.
Sebagai jawaban ketika masyarakat tidak lagi mendorong anaknya untuk ikut pramuka. Mereka mempertanyakan kenapa anaknya harus ikut pramuka. Apa gunanya ikut pramuka?
Oleh karena itu pa Murray cocok untuk rujukan artikel Imajinasi Dalam Kreatif ini.
Beliau sudah malang melintang sebagai wirausaha, konsultan, akademisi, dan peneliti di Asia-Pasifik selama 30 tahun. Dia terlibat dalam banyak start-up atau perusahaan rintisan dan banyak mengembangkan teknologi yang dipatenkan.
Pada tahun 1992 perusahaannya tercantum sebagai perusahaan dengan pertumbuhan tercepat ke-5 dalam daftar BRW/Price Waterhouse Fast100 di Australia. Dr Murray sekarang menjadi profesor madya di Universitas Malaysia Perlis.
Dr. Murray Hunter berpendapat imajinasi adalah manifestasi atau perwujudan memori yang membuat kita dapat melihat masa lalu, lantas membentuk skenario masa depan yang nantinya akan menjadi nyata.
Mr. Hunter menambahkan Imajinasilah yang membawa kita berandai-andai tanpa batas.
Melamun itu mengasikkan, binatang sering kita lihat suka melongo. Perilaku ini belum terbukti binatang juga berimajinasi. Tapi kalau binatang juga bermimpi para peneliti sepakat
Imajinasi, katanlah melamun atau menghayal ternyata awal dari penemuan besar seperti kertas Cai Lun yang ditemukan pada masa Dinasti Han Timur di tahun 105 M yang berimplikasi pada penemuan teknologi pencetakan Tiongkok di tahun 550 M.
Penemuan komputer pada tahun 1946 M kemudian mengembangkan Internet, dan segala pernak-pernik IT nya jelas berasal dari imajinasi manusia.
Kalau burung manyar bisa berimajinasi, tentu sudah merubah sarangnya yg bagus jadi villa.
Dari hasil eksperimen Dr. Felice Policastro kepada murid-muridnya menyimpulkan, Imajinasi dengan cara yang unik menghubungkan pengalaman masa lalu untuk menghasilkan pemikiran yang baru, pemikiran yang punya potensi kreatif.
Dalam keseharian kita bisa mengamati sendiri berbagai penemuan yang menunjang hidup kita. Awalnya penemuan yang sederhana, kemudian berkembang dan terus mengalami kesempurnaan yang membuat kita mudah dan nyaman.
Imajinasi sedemikian jelas punya energi untuk mendorong aktivitas sehat kreatif.
Imajinasi Tanpa Batas
Dalam redaksional Komunitas Pandu, Albert Einstein mengomentari imajinasi kira-kira seperti ini,
" Logika akan membawamu dari A ke B. Sedangkan Imajinasi akan membawamu kemana saja.”
Logika bisa diartikan ketepatan penalaran dan mencegah kesesatan berpikir.
Yang paling menarik apa yang disampaikan Almarhum Buya Syakur. Prof.Dr.K.H. Abdul Syakur Yasin, MA dalam ceramahnya mengatakan,
"Saya mengajar orang itu bukan hanya mencerdaskan otaknya, yang penting bagaimana mencerdaskan imajinasinya".
Menurut pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan ini,
"Wilayah kerja otak ini terbatas, hanya menyusun premis-premis mengambil konklusi dan bagaimana mengaplikasikan dan seterusnya".
Selanjutnya, ulama yang pernah belajar di Kairo, Mesir ini mengatakan,
"Otak kita bekerja kepada sesuatu yang telah ada: menganalisa, mengumpulkan data, menyimpulkan, tapi untuk melihat ke depan secara transparan dan transendental adalah imajinasi".
Transendental bisa diartikan luar biasa atau melampaui batas pengalaman biasa.
Kemudian ulama yang mendapat gelar doktor dalam dialog teater di london ini menjelaskan,
"Kapan anda imajinasinya cerdas? Apabila anda mencipta sesuatu yang belum ada. Kemudian Anda menggunakan rasa, menggunakan akal untuk mengurai imajinasi anda. Setelah terjadi sampai dengan yang anda imajinasikan berarti anda hebat".
Sebelum seseorang membangun Hotel Indonesia, hotel itu sudah dibangun dulu dalam imajinasi seorang arsitek. Semua detilnya sudah diimajinasikan. Baik bentuk bangunan, ruangan-ruangannya, sampai warna cat dinding, klosetnya dan detil lainnya. Semuanya sudah diurai dalam imajinasi.
Imajinasi itu wilayah kerjanya jauh lebih luas daripada logika. Apapun karya besar di dunia itu adalah muncul dari kecerdasan imajinasi. Negara Indonesia tercipta, hadirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bukan dari satu logika, tapi dari satu imajinasi.
Negara Indonesia yang agamanya berbeda, suku berbeda, bahasa berbeda, kepulauannya ribuan dan sebagainya, kalau pakai logika tidak mungkin terjadi. Tapi dengan imajinasi Bung Karno waktu itu ternyata terbukti.
Begitulah kira-kira Almarhum menegaskan mengenai pentingnya imajinasi dalam menciptakan cita-cita.
Kecerdasan Imajinasi dan Kecerdasan Logika
Apabiala seorang individu melakukan suatu tindakan tidak berdasarkan pada akal sehat. Maka individu tersebut bertindak di luar nalar atau logikanya.
Ketika seseorang punya uang atau punya modal, lalu membelanjakannya untuk usaha. Tentu logikanya uang atau modal itu harus dibelanjakan tepat sasaran dan tepat guna. Manakala meleset maka usaha itu gagal, tidak terjelma atau berubah rencana.
Berbeda ketika orang tidak punya dana sama sekali tapi punya cita-cita usaha yang besar. Secara logika dia tidak akan bisa membangun cita-citanya. Tapi ketika dia menggunakan kecerdasan imajinasinya dan keluar dari keterbatasan logika otaknya. Maka dia jadi sang optimis yang bisa mengurai secara detil dan membangun cita-citanya.
Bagi seseorang yang cerdas imajinasinya, banyak jalan menuju Roma. Rahmat tuhan itu luas dan diberikan pada pribadi yang optimis akan hal itu.
Hal ini sudah dibuktikan oleh almarhum Prof.Dr.K.H. Abdul Syakur Yasin, MA ketika dia membangun Pesantren Cadangpinggan.
Komentar